Tahun ini sektor properti diperkirakan akan melanjutkan
tren positif. Dengan suku bunga rendah, investasi properti akan sangat
menguntungkan.RumahCom - Sektor properti di tahun
2011 menunjukkan pertumbuhan positif. Berdasarkan tren yang tengah
berlangsung, diperkirakan pertumbuhan positif tersebut masih akan
berlanjut. Demikian penjelasan Anton Sitorus,
Head of Research Jones Lang LaSalle – Procon Indonesia.
Faktor
penggeraknya, imbuh Anton, adalah pertumbuhan ekonomi, daya beli
masyarakat yang meningkat, dan suku bunga yang rendah. Di sisi lain,
faktor infrastruktur kota yang kurang baik dan kemacetan yang makin
parah juga membuat hunian vertikal di tengah kota—yang dekat dengan
tempat beraktivitas—makin diminati. “Faktor-faktor inilah yang akan jadi
faktor pendukung pertumbuhan properti tahun ini,” tukas Anton.
Memang
ada kekhawatiran laju ekonomi akan melambat, karena krisis ekonomi di
Eropa. Namun, menurut Anton, saat ini hal tersebut belum menjadi
penghambat berdampak signifikan, baru sekadar rumor saja. Berbeda dengan
kondisi ekonomi di Singapura dan Hongkong yang terkait langsung dengan
Eropa, hal tersebut akan terdampak besar.
Perusahaan Eropa dan
Amerika saat ini mencari alternatif lokasi investasi ketika pertumbuhan
ekonomi di wilayah Eropa melambat. Alasannya, tak lain untuk menutupi
kerugian dari lambatnya pertumbuhan di wilayah tersebut. Sasarannya tak
lain adalah Asia, termasuk Indonesia. Pasalnya, saat krisis paling buruk
terjadi di 2008, kondisi ekonomi Indonesia tidak terlalu terdampak.
“Dengan kondisi ekonomi saat ini yang tidak seburuk 2008, mudah-mudah
tidak terjadi krisis lagi di sini,” ujar Anton.
Masalah inflasi,
di lain pihak, perlu diperhitungkan. “Rencana pemerintah menghapus
subsidi BBM dan pembatasan premium, bisa memengaruhi pertumbuhan
ekonomi. Tetapi hal ini baru sebatas potensi saja,” kata Anton.
Perkantoran Masih Jadi PrimadonaSektor
perkantoran telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik di tahun
2011. Tingkat okupansi perkantoran di CBD Jakarta tahun 2011 mencapai
90%. Anton memerkirakan, tahun ini akan meningkat menjadi 95%. “Hal ini
akan membuat pasar perkantoran atraktif bagi
owner, karena dengan okupansi yang tinggi, harga sewa bisa dinaikkan dengan mudah,” tukasnya.
Untuk perkantoran, sebanyak 430.000m2
office space terserap
di CBD di 2011. “Jika tahun ini bisa lebih dari tahun lalu, akan hebat
sekali. Jadi kami perkirakan penyerapannya tidak sebesar tahun lalu,
mungkin sekitar 30.000 m2,” tutur Anton. Harga sewa ruang perkantoran
grade A naik 35% di 2011, lanjutnya, sementara tahun ini diperkirakan akan naik sebesar 25%.
Prospek
perkantoran, lanjut Anton, masih tetap bagus sampai dua tahun ke depan.
“Penyebabnya, saat ini suplai ruang perkantoran sedikit, sementara
demand terus bertambah,” katanya. “Pasar
office akan melambat di 2014, karena saat itu suplai baru mulai bermunculan, sehingga market akan
cooling down.”
Di
sektor residensial, pertumbuhan masih terlihat positif. Penjualan
kondominium di 2011 belum terlalu tinggi, meski pertumbuhan cukup
besar. Penjualan kondominium di 2011 naik 50% dibanding 2010, sementara
di tahun ini pertumbuhan diperkirakan naik 10%-20%.
Daya beli
yang makin besar dan tingkat konsumsi masyarakat yang mulai meningkat,
membuat sektor ritel berkembang. “Lihat saja, dimana-mana sekarang mal
ramai. Kalau ada
sales, mal pasti penuh. Itu tanda bahwa daya beli makin baik,” jelas Anton.
Lokasi
prospektif untuk properti, menurut Anton, masih ada di tengah kota,
seperti CBD, Kebayoran Baru, Kemayoran, atau Grogol. Sementara kawasan
di pinggir kota, antara lain Pantai Indah Kapuk, Bintaro, BSD,
Cileungsi, dan Cibubur.
Kekhawatiran akan datangnya krisis, di sisi lain, menguntungkan konsumen. Pasalnya,
developer akan
merasa was-was dan tidak bisa menaikkan harga sembarangan. “Jika
kondisi ekonomi tidak ada ancaman krisis, mereka bisa memainkan harga
seenaknya. Jadi bagi konsumen kondisi ini menguntungkan,” kata Anton.
Jadi
menengok kondisi tersebut, Anton menegaskan sekarang dalah saat yang
tepat untuk membeli properti. “Orang yang punya uang banyak, dalam
kondisi suku bunga rendah akan mencari alternatif investasi. Investasi
yang paling menguntungkan adalah properti. Keuntungannya bisa lebih baik
dari bermain saham atau menunggu bunga deposito,” paparnya. “Tahun 2013
harga properti diperkirakan akan naik lagi, tetapi jika membeli
properti tahun depan, maka tingkat
capital gain-nya tidak akan sebesar jika membeli properti tahun ini.”